Jakarta- Mantan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Amien Rais, diperiksa selama enam jam sebagai saksi terkaait kasus ujaran kebohongan tersangka Ratna Sarumpaet. Dalam pemeriksaan di Polda Metro Jaya, mantan Ketua MPR itu mengaku bagai disambar halilintar ketika mengetahui aktivis Ratna Sarumpaet berujar bohong soal pengeroyokan.
“Saya merasa dihormati, dimuliakan oleh para penyidik dan betul-betul rasanya akrab penuh tawa penuh canda, dan lain-lain,” kata Amien Rais usai pemeriksaan di Mapolda Metro Jaya, Rabu (10/10).
Amien menuturkan menjalani pemeriksaan hampir enam jam namun separuhnya untuk kegiatan makan, shalat, dan membicarakan hal lain.
“Jadi itu demikian ‘smooth’ demikian bagus pertanyaannya itu ‘straight’ (secara langsung) tidak muter-muter, menjebak itu tidak ada, saya terima kasih sekali,” tutur Ketua Dewan Kehormatan PAN itu.
Amien juga mengaku menyantap menu gudeg ayam untuk makan siang dan nasi jamblang, serta nasi timbel. Bahkan makan siang didampingi tim dokter Polri termasuk pemeriksaan tekanan darah normal 120 per 80.
Terkait pemeriksaan, pria yang dikenal tokoh reformasi itu mengaku diberikan 30 pertanyaan dari penyidik perihal pengakuan bohong Ratna Sarumpaet.
Di tempat yang sama, pengacara Eggy Sudjana menyebutkan, Amien Rais terkejut bagai disambar halilintar ketika mengetahui aktivis Ratna Sarumpaet berujar bohong soal pengeroyokan.
“Apa pandangan pak Amien setelah tahu Ratna bohong, pak Amien bilang saya seperti disambar halilintar saya merasa dibohongi saya kecewa berat,” kata Eggy yang mendampingi Amien selama pemeriksaan di Polda Metro Jaya.
Eggy mengatakan penyidik sempat menanyakan orang yang menyuruh jumpa pers soal tanggapan terhadap pengakuan Ratna yang dianiaya orang tidak dikenal. Namun Eggy menuturkan tidak ada orang yang menginisiasi gelar konpers menanggapi pengakuan Ratna lantaran awak media sudah menunggu di rumah Prabowo Subianto kawasan Kartanegara Jakarta Selatan.
Saat jumpa pers, Eggy mengungkapkan seluruh tim pemenangan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno cukup yakin Ratna Sarumpaet menjadi korban penganiayaan. Amien dituturkan Eggy, yakin Ratna dianiaya sehingga muncul aksi spontanitas dan solidaritas karena Ratna masuk struktur pemenangan Prabowo-Sandiaga.
Amien juga menurut Eggy, menganggap Ratna Sarumpaet sebagai “anak buah” yang dihina dan diinjak jadi spontanitas.
“Tidak ada motif atau niat buruk kita untuk mempolitisasi keadaan sehingga menjadi keruh karena yang dikhawatirkan kepolisian dampak konpers itu yg membuat tuduhan pihak sebelah atau siapapun,” ucap Eggy.
Eggy menjelaskan, Prabowo juga menyarankan Ratna melapor ke polisi dan menjalani visum agar jelas aksi penganiayaan, namun perempuan aktivis itu takut, serta menyatakan tidak perlu lantaran pesimis kalau lapor polisi.
Pada kesempatan itu, Eggy menyatakan kepolisian menghormati Amien Rais yang menjalani pemeriksaan di bekas ruangan Kapolda Metro Jaya sehingga nyaman.
“Jadi ini bukti penghormatan kepada Amien Rais karena diberi pengantar bapak adalah bapak bangsa ,” salut Eggy. (ant/fin)
Di tempat terpisah, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin menilai, pemeriksaan mantan Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais oleh penyidik Polda Metro Jaya, bisa memicu kegaduhan politik yang berdampak pada proses Pemilu 2019.
“Saya sangat prihatin dengan pemanggilan Bapak Amien Rais oleh Polri. Pemanggilan itu apalagi jika dilakukan penahanan akan bersifat kontra produktif dan dapat memicu kegaduhan politik yang mengganggu proses Pemilu,” katanya seperti dilansir Antara News.
Pihaknya mengapresiasi kesediaan Amien dalam memenuhi panggilan penyidik. Menurut Din, hal tersebut memperlihatkan bahwa mantan Ketua MPR itu telah memberikan teladan yang baik sebagai warga negara.
Din pun meminta polisi untuk menegakkan hukum dalam kasus Ratna. Ia pun mengimbau semua pihak untuk menahan diri agar proses hukum kasus Ratna tidak dibawa ke ranah politik yang akhirnya dapat mengganggu demokrasi jelang Pemilu 2019.
“Suasana demikian tidak positif bagi kehidupan bangsa, mengganggu Pemilu dan secara khusus merugikan pemerintahan Presiden Jokowi. Saya meminta semua pihak untuk menahan diri, tidak menerapkan pendekatan politik dengan adu otot, tapi dengan mengedepankan adu otak dengan argumen-argumen berkualitas,” katanya. (ant/fin)