BALI–Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong menyaksikan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) di depan Balai Raya B, Hotel Laguna, Kamis (11/10).
Ada tiga kesepakatan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Singapura yang ditandatangani dalam pertemuan tersebut. Pertama, MoU tentang Promosi dan Proteksi Investasi, yang ditandatangani oleh Menteri Perindustrian dan Perdagangan Singapura, Chan Chun Sing dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Kesepakatan kedua yaitu Program Kerja sama Kebudayaan tahun 2019 sampai 2021 terutama dalam Seni dan Warisannya, dilakukan oleh Menteri Kebudayaan, Komunitas, dan Kepemudaan Singapura, Grace Fu, dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Muhadjir Effendy.
Dan ketiga, yaitu MoU tentang Kerja sama Teknologi Keuangan yakni antara Direktur Manajer Otoritas Moneter Singapura, Ravi Menon dan Ketua Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso.
Dalam penandatanganan kesepakatan ini, turut hadir Menko Kemaritiman Luhut B Pandjaitan, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Mensesneg Pratikno, Seskab Pramono Anung, Menlu Retno Marsudi, Menkeu Sri Mulyani.
Usai penandatanganan MoU, Presiden Joko Widodo mengatakan, bersama Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong dan delegasi kedua negara baru saja melakukan Annual Leaders Retreat.
“Di tengah ketidakpastian ekonomi global, kerja sama ekonomi menjadi fokus perhatian saya dan PM Lee,” kata Presiden Jokowi dalam keterangan pers bersama PM Singapura Lee Hsien Long usai melakukan Annual Leaders Retreat.
Dalam Annual Leaders Retreat itu disepakati kerja sama swap dan repo antara Bank Indonesia dengan Monetary Authority of Singapore senilai 10 miliar dollar AS. Selain itu, 2 dari 3 MoU yang ditandatangani dalam Annual Leaders Retreat itu adalah upaya untuk mendorong kerja sama ekonomi dan keuangan, yaitu promosi dan proteksi investasi atau P4M dan nota kesepahaman bidang teknologi finansial.
Presiden Jokowi memberikan penekanan khusus atas penandatanganan MoU persetujuan promosi dan perlindungan penanaman modal, yang merupakan pertama kali ditandatangani Indonesia sejak pemerintah melakukan revisi terhadap perjanjian investasi di tahun 2014.
“Saya harapkan ini akan meningkatkan kepercayaan investor Singapura untuk terus berinvestasi di Indonesia,” ujar Presiden.
Persetujuan ini, lanjut Presiden Jokowi, juga akan menjadi model dan referensi untuk perjanjian investasi ke depan.
Ekonomi Digital
Presiden Jokowi menjelaskan, dirinya dan PM Lee juga sepakat untuk terus mendorong kerja sama ekonomi digital. Nongsa Digital park di Batam yang diluncurkan awal tahun ini, lanjut Presiden, terus berkembang dan ada 56 perusahaan teknologi dan digital di sana.
“Kerja sama ini akan menjadikan Batam sebagai digital bridge Indonesia,” terang Presiden seraya menambahkan, kerja sama dan pelatihan digital serta e-commerce juga terus diintensifkan, seperti pengembangan teknoogi finansial, industri 4.0.
Selain itu, Presiden Jokowi menambahkan, dirinya dan PM Lee juga membahas perkembangan Kendal Industrial Park yang diresmikan tahun 2016 yang lalu. Menurut Presiden, saat ini sudah ada 43 investor masuk dari Singapura.
“Saya mengharapkan kerja sama serupa dapat dilakukan di kawasan-kawasan ekonomi khusus lainnya di Indonesia,” kata Presiden.
Di bidang pariwisata, Presiden Jokowi dan PM Lee menyambut baik berbagai perkembangan kerja sama kedua negara, seperti pembukaan jalur penerbangan antara Singapura-Toba, Singapura-Belitung, dan penambahan destinasi kapal pesiar dari Singapura ke Surabaya, ke Bali Utara, ke Jakarta, ke Kuala Tanjung, dan ke Bintan. “Saya harapkan kerja sama ini akan meningkatkan kunjungan turis mancanegara ke 10 New Bali,” ujarnya.
Selain kerja sama ekonomi, Presiden Jokowi dan PM Lee juga membahas upaya peningkatan kerjasama ASEAN. Sebagai dua negara pendiri ASEAN, menurut Presiden, Indonesia dan Singapura memiliki kewajiban untuk terus memperkuat kesatuan dan sentralitas ASEAN.
“Kita harus memperkuat kontribusi ASEAN terhadap perdamaian, stabilitas, kesejahteraan kawasan dan dunia, termasuk dalam pengembangan konsep kerjasama Indo-Pasifik,” tegas Presiden Jokowi. (Tim Liputan IMF-WB/ES)