Beranda TANGERANG HUB Pemulung Buat Botol Bekas Jadi Lampion

Pemulung Buat Botol Bekas Jadi Lampion

0
BERBAGI
ASAH KREATIVITAS: Sejumlah pemulung membuat tempat lampu dari limbah botol plastik air mineral di pelatihan pemanfaatan bahan daur ulang di Rumah Singgah Dinas Sosial, Kademangan, Setu, Kota Tangsel, Jumat (12/10). FOTO: Miladi Ahmad/Tangerang Ekspres

SETU-Pemulung di Kota Tangsel mampu menyulap botol bekas air mineral menjadi kerajinan tangan. Yakni dibuat menjadi lampion cantik. Ini dilakukan Pemulung saat mengikuti pelatihan kreativitas yang digelar Dinas Sosial Kota Tangsel.

Pelatihan bagi pemulung dilakukan dua hari, pada 11 dan 12 Oktober. Sebanyak 30 pemulung ikut dalam kegiatan ini. Kepala Seksi Rehabilitasi Sosial dan Tunasusila pada Dinsos Tangsel Hadiana mengatakan, pelatihan tersebut dilakukan agar pemulung memiliki keahlian untuk mengolah sampah yang sudah tidak terpakai dan menjadi barang yang bernilai. “Mereka kita latih untuk membuat lampion dari botol mineral bekas,” ujarnya kepada Tangerang Ekspres, Jumat (12/10).

Hadiana menambahkan, pelatihan tersebut bertujuan untuk mendorong dan mengeluarkan kreativitas pemulung agar bisa mendaur ulang sampah menjadi benda yang memiliki nilai ekonomi lebih. Sehingga, mereka tidak hanya menjual barang-barang bekas begitu saja dari yang mereka kumpulkan.

“Jadi mereka tidak hanya sebagai pemulung saja tapi, memiliki nilai karya yang bisa dijual dan tentunya menambah pengahsilan mereka,” tambahnya.

Masih menurutnya, pelatihan tersebut pertama dilakukan Dinsos. Dinsos akan bekerja sama dengan Dinas Koperasi dan UKM agar bisa menammpung hasil kreativitas para pemulung. Khususnya dalam kegiatan-kegiatan pameran dengan memamerkan produk pemulung. Sehingga, kerajinan yang dihasilkan ke depannya diketahui masyarakat dan dibelinya.

Pemulung yang dilatih rata-rata berusia di atas 40 tahun dan dibimbing oleh pelatih dari anggota Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (IPMI) Kota Tangsel. “Saya berharap, setelah pelatihan ini botol plastik air mineral tidak hanya diremukkan saja dan ditimbang namun, diubah jadi lampion yang memiliki harga lebih tinggi,” jelasnya.

Hadiana menuturkan, pemulung yang dilatih ke depan akan dicarikan permodalan dan akan dimasukan dalam kelompok usaha bersama dari bantuan Kementerian Sosial.

“Jadi tidak hanya kita latih. Namun, juga dicarikan modal. Kita ingin ciptakan pemulung jadi home industri,” ungkapanya.

Salah satu peserta pelatihan adalah warga Muncul, Setu, Sa’iyah (32). Ia mengaku baru pertama kali mengikuti pelatihan membuat lampion dari botor mineral bekas. “Biasanya botol mineral bekas langsung saya remukkan saja, mulai sekarang akan saya buat jadi lampion,” ujarnya.

Sa’iyah berharap pemerintah tidak hanya memberikan pelatihan tapi, juga suntikan dana untuk modal usaha. “Kalau ada modal setelah pelatihan kita bisa meneruskan ilmu yang telah dita peroleh,” tuturnya. (bud/esa)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here