LEWAT perjuangan ekstra keras saat dijamu Madura FC di Stadion Achmad Yani, Sumenep, Persita Tangerang akhirnya memastikan menjadi kontestan terakhir Babak 8 Besar yang lolos ke semifinal.
Berlaga di hadapan 2.035 pendukung tuan rumah skuat Pendekar Cisadane mampu menang 1-2. Persita Tangerang unggul melalui gol yang dicetak oleh Aldi Al Ahya di menit 36, dan gol tendangan bebas Egy Melgiansyah di menit 76. Sementara satu gol dari Madura FC dicetak oleh Joko Prayitno di menit 50 melalui titik putih. Hasil ini menempatkan Persita di posisi runner-up Grup B dengan nilai 10.
Nilai ini sama dengan PSS Sleman yang pada waktu bersamaan menang dari Persiraja 5-0. Namun skuat asuhan Seto Nurdiantoro unggul head to head atas Persita. Wiganda Saputra Pelatih Persita mengaku puas dengan penampilan anak asuhannya sehingga meraih tiket ke semifinal. Kunci sukses pasukannya meraih kemenangan adalah kemampuan pemain menahan emosi dari permainan keras dan provokasi pemain Madura FC.
“Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat Allah SWT kita lolos. Kalau kehendak Allah lolos tidak ada yang bisa menghalangi langkah kita,” ucap Gandul. “Selain itu kunci sukses kita meraih kemenangan adalah pemain tampil sabar dan tidak emosi, sekalipun pemain lawan main keras dan kasar, anak-anak tidak terpancing dan terprovokasi,” jelasnya.
“Ini sesuai instruksi kami sebelum pertandingan yang meminta pemain harus tetap fokus ke pertandingan apapun yang terjadi, dan kita berhasil memanfaatkan kondisi pemain Madura yang tersulut emosi,” beber Gandul, sapaan Wiganda Saputra. Hal sama dikemukakan oleh Manajer Persita I Nyoman Suryanthara yang mengaku kemenangan ini diraih lewat kerja keras pemain di lapangan. Pemain tampil disiplin dan fokus meski mendapat tekanan dari tim tuan rumah.
“Pemain belajar dari laga melawan PSS Sleman, saat iti pemain tidak fokus dan terpancing emosi dari hal lain di luar pertandingan. Di pertandingan tadi pemain saya lihat semua fokus dan semua menunjukkan semangat pantang menyerah,” ucap Nyoman.
Pada pertandingan kemarin kedua tim yang sama-sama mengincar kemenangan, bermain terbuka sejak menit awal babak pertama. Madura FC mendapatkan peluang pertama melalui kaki Bayu, namun masih melambung di atas kotak penalti.
Persita menciptakan peluang emas pertama melalui sepakan jarak jauh Ade Jantra, sayang bolanya masih melebar dari gawang Madura FC. Dipertengahan babak pertama Persita mengubah strategi dalam membongkar pertahanan Madura FC, dengan memberikan umpan direct ke Sirvi Arvani.
Persita akhirnya mencetak gol melalui kaki Aldi Al Achya saat laga memasuki menit ke 36. Aldi mencetak gol ke-13 musim ini usai menyambut umpan dari Chandra Waskito yang gagal disambar Sirvi. Skor berubah menjadi 0-1 untuk keunggulan tim tamu dan bertahan hingga jeda. Memasuki babak kedua, Madura FC yang tertinggal satu gol, bermain keras untuk bisa merebut penguasaan bola dari para pemain Persita. Di menit ke 49, Madura FC mendapatkan penalti, eksekusi yang dilakukan, Joko Prayitno yang masuk di babak kedua menyelesaikan tugasnya dengan sempurna, skor berubah menjadi 1-1.
Pertandingan sempat terhenti beberapa kali akibat insiden keributan antar pemain. Bahkan di pertengahan babak kedua, penonton terprovokasi insiden bentrok antar pemain sehingga melakukan invasi ke dalam lapangan. Skor 1-1 membuat keduanya menaikkan intensitas serangan, karena di saat yang bersamaan, PSS Sleman sedang unggul 4-0 atas Persiraja.
Setelah beberapa peluang Persita akhirnya bisa memastikan kemenangan lewat gol Egi. Mantan kapten timnas U-23 tersebut sukses mencetak gol kedua memanfaatkan skema tendangan bebas, sepakan Egi ke tiang jauh gawang Madura FC gagal diantisipasi kiper Madura FC, Qais Al Qarni. Skor berubah menjadi 1-2 dan bertahan hingga bubaran laga.
Pelatih Madura FC Salahudin menyatakan kekalahan skuat asuhannya terjadi karena menjalani laga dalam kondisi kurang fit. Lemahnya fisik pemain Madura FC disebut Salahudin karena banyaknya pemain yang cidera, sakit, serta sebagian lagi berada dalam kondisi kebugaran belum 100 persen fit.
“Apapun hasilnya, anak-anak sudah berjuang, penampilan kurang baik Madura FC hari ini karena kondisi pemain tidak bagus, banyak yang cidera, pertandingan juga terlalu dekat dari pertandingan sebelumnya sehingga kecapekan, kondisi belum 100 persen,” terang Salahudin usai laga.
Selain itu kegagalan timnya tak lepas dari pertandingan away kontra Persiraja. Psikis pemain menurut Salahudin terganggu, kala tandang ke Stadion H. Dimurthala, Banda Aceh. Dimana di laga itu, Madura FC harus menerima dua hukuman penalti dan satu gol sah Madura FC dianulir.
“Sebenarnya setelah kita gagal dari Aceh, pemain down semua, kita seharunya lolos tapi dikerjain, gol kita dianulir, dari situ psikis pemain menurun, karena mereka berpikir gak mungkin PSS Sleman kalah atau draw dengan Persiraja di laga terakhir,” pungkasnya. (apw)