Beranda BANTEN Tatu Dorong Masyarakat Kelola Sampah Mandiri

Tatu Dorong Masyarakat Kelola Sampah Mandiri

0
BERBAGI
DAUR ULANG: Bupati Serang, Ratu Tatu Chasanah meninjau produk yang berasal dari hasil daur ulang sampah plasti saat Peresmian Kelompok Kareo Mandiri Sejahtera (KMS) di Kampung Kareo Dukuh, Desa Kareo, Kecamatan Jawilan, Kabupaten Serang, Rabu (20/3). FOTO: Pemkab Serang for Banten Ekspres

SERANG – Bupati Serang, Ratu Tatu Chasanah terus mendorong masyarakat Kabupaten Serang mengelola sampah secara mandiri, yakni dengan mendaur ulang sampah sehingga menjadi lebih bermanfaat. Hal itu harus dilakukan karena Pemkab Serang sudah tidak mempunyai tempat pembuangan sampah akhir (TPSA).

Menurut Tatu, sejak Kabupaten Serang dimekarkan menjadi Kota Serang, TPSA Cilowong diserahkan kepada Pemkot Serang. Saat ini, daya tampung TPSA Cilowong mulai berkurang.

“Kami mendorong masyarakat mengelola sampah secara mandiri. Kemudian diolah menjadi bahan yang bernilai manfaat,” katanya saat Peresmian Kelompok Kareo Mandiri Sejahtera (KMS) di Kampung Kareo Dukuh, Desa Kareo, Kecamatan Jawilan, Kabupaten Serang, Rabu (20/3) dalam rilis Pemkab Serang.

KMS adalah kelompok masyarakat yang mengelola sampah permukiman secara mandiri. Berbagai sampah didaur ulang menjadi lebih bernilai ekonomi. Daur ulang yang dilakukan seperti sampah plastik dibuat menjadi berbagai kerajinan tangan. Sampah plastik itu juga dengan mesin pencacah sampah plastik bisa dibuat bahan bangunan. Kemudian dari sampah pula dihasilkan pupuk organik.

Tatu menegaskan Pemkab Serang akan membantu masyarakat yang mau mengolah sampah secara mandiri. Ia mengakui pada tahap awal, masyarakat biasanya bersemangat mengelola sampah secara mandiri. “Kami akan terus dorong masyarakat untuk semangat mengelola sampah secara mandiri,” ujarnya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Serang, Sri Budi Prihasto mengatakan sampah per hari dari 29 kecamatan di Kabupaten Serang yang bisa ditangani dan dibuang ke TPSA Cilowong mencapai 276 meter kubik. Sementara potensi sampah per hari dengan jumlah penduduk sekitar 1,4 juta jiwa mencapai 672 ribu meter kubik per hari.

“Potensi sampah tersebut jika kita memakai teori satu jiwa berpotensi menghasilkan sampah setengah kilogram.  Jadi kita harus berupaya menangani dan mengurangi sampah mulai dari warga,” ujarnya.

Menurut dia, apa yang dilakukan KMS merupakan salah satu upaya penanganan sampah.  Selain itu, warga bisa juga menangani sampah dengan membakar dan mengubur sampah dengan baik.

Terkait mesin pencacah sampah yang produknya bisa menghasilkan bahan bangunan, menurut Budi, harus dilihat terlebih dahulu pangsa pasar dari produk tersebut.

“Ini kita dalam tahap uji coba. Jika nanti pangsa pasar bagus dan warga mau mengelola sampah secara mandiri, kita bisa perbanyak mesin pencacah sampah. Intinya sesuai perintah Ibu Bupati, kita akan perbanyak kelompok masyarakat yang mengelola sampah secara mandiri,” ujarnya. (tnt)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here