SERANG – Kenadziran Banten berharap revitalisasi kawasan Kesultanan Banten Lama di Kota Serang tidak berhenti seperti yang dijadwalkan oleh Pemprov Banten. Revitalisasi yang dimaksud bukan hanya secara fisik, melainkan juga perubahan mental dan perilaku warga.
Ketua Kenadziran Banten, Tb Abbas Waseh mengatakan pihaknya beberapa kali bertemu dengan stakeholder dan meminta jika perubahan fisik atau wajah Kesultanan Banten hendaknya dibarengi dengan perubahan mental dan perilaku.
“Saya harap bukan hanya fisik saja, tapi juga pemerintah daerah baik pemerintah kota, kabupaten dan provinsi memikirkan keterkaitan sumber daya manusia yang ada di kita. Kan di Banten itu bukan hanya agama saja, tapi juga ada adat istiadat, bila perlu dibuatkan gedung pemangku adat,” kata Abbas saat dihubungi melalui telepon, Minggu (24/3).
Dirinya juga mendukung rencana pemerintah untuk bangun ‘Baitul Qur’an’ yang akan dibangun pada 2020 mendatang. Ia menilai hal itu juga bagian dari penataan Banten Lama.
“Itu menentang yang sponsori kan Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Banten,dan memang sudah sejala dengan titah kelakuan para sultan dan ulama di Banten. Bahkan dari segi yang lainnya juga harus diakomodir. Kan banyak kepentingannya bukan hanya dari sisi agama tapi juga budaya yang akan menunjang revitalisasi pastinya,” ujarnya.
Secara umu, Abbas memberikan apresiasi kepada Pemprov Banten yang telah menata kawasan Banten Lama menjadi lebih baik. “Saya sangat bersyukur atas apa yang telah dilakukan oleh pemerintah. Sekarang sudah keliatan kerapihannya, keindahannya. Dan jika dibandingkan dengan kondisi dulu yang kumuh dan kotor, sekarang sudah lebih baik,” ujarnya.
Diketahui, Progres revitalisasi kawasan Banten Lama di Kecamatan Kasemen, Kota Serang, terus berlanjut. Setelah sebelumnya melakukan penataan di kawasan utama, saat ini pemprov tengah membuat kanal. Meski begitu, Pemprov Banten masih mencari masukan dari masyarakat terkait tindak lanjut revitalisasi tersebut.
Pj Sekda Banten, Ino S. Rawita mengatakan pihaknya saat ini masih mneunggu masukan dari masyarakat terkait revitalisasi Banten Lama. Diketahui, pembangunan zona inti Banten Lama pada 2018 sudah selesai dilaksanakan.
“Kita nunggu nih, masukan dari teman-teman, dari masyarakat. Kurangnya apalagi di Banten, supaya para peziarah yang datang merasa aman, tenang dan nggak tergesa-gesa ibadahnya,” kata Ino.
Lebih lanjut, Ino mengungkapkan ke depan akan ada pembagian tugas tahapan revitalisasi Banten Lama. “Ada pembagian tugas, kaya nanti Pemprov Banten akan bangun yang di luar di Kawasan Penyangga Wisata (KPW), terus Kota Serang itu bangun terminal. Untuk yang di dalam itu urusan pusat, karena kewenangan cagar budaya itu kan pusat yang punya,” katanya.
Informasi yang dihimpun, pada 2018 Pemprov menganggarkan Rp 100 miliar yang bersumber dari APBD 2018 untuk revitalisasi Banten Lama yang ditarget rampung pada 2020 mendatang. Sedangkan untuk 2019, pemprov menganggarkan Rp 80 miliar.
Menurut Ino, saat ini progres pembangunan baru mencapai 50 persen. Hal itu dikarenakan proses revitalisasi masih terus berlanjut. “Air dari kanal kan belum masuk, belum juga penataan pantai, ini harus dilakukan secara bertahap,” ujarnya. (tb/tnt)