JAKARTA – Indonesia akhirnya resmi memiliki transportasi modern berupa MRT (Modal Raya Terpadu). Untuk tahap awal, yang diresmikan Presiden Jokowi kemarin adalah rute Bundaran Hotel Indonesia – Lebak Bulus sepanjang 15 kilometer.
Pengoperasian dilakukan setelah masa uji coba publik yang digelar sejak 12 Maret 2019 lalu dinyatakan cukup. Dalam kesempatan yang sama, Jokowi juga meresmikan groundbreaking atau peletakan batu pertama pembangunan MRT tahap dua. Rutenya menyambung dari Bundaran HI hingga Kampung Badan sepanjang 8,3 kilometer.
Jokowi mengatakan, dengan beroperasinya MRT, dunia transportasi Indonesia telah memasuki era baru. “Hari ini (kemarin) sebuah peradaban baru, dengan dimulai dioperasikannya MRT fase pertama,” ujarnya di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta. Dia berharap masyarakat mau menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut. Apalagi, selama masa uji coba, kedisiplinan masyarakat belum sepenuhnya terwujud. Itu terlihat dari banyaknya penumpang yang berebut masuk kereta. Kondisi itu diperparah dengan banyaknya sampah berserakan. “Kalau mau naik MRT ngantre. Jangan berdesakan seperti ini. Ngantre dan disiplin. Jangan sampai pintu mau tutup, baru mau masuk, kejepit nanti,” selorohnya.
Jokowi menambahkan, pembangunan MRT yang membentang dari Bundaran HI ke Lebak Bulus belum cukup. Karena itu, pemerintah akan terus menambah jalur. Selain jalur Bundaran HI – Kampung Badan, pembangunan rute lanjutan yang membentang dari Jakarta Timur ke Jakarta Barat akan dilakukan paralel. Bahkan, jika diintegrasikan dengan Lintas Rel Terpadu (LRT), jalurnya akan tersambung hingga kawasan Jabodetabek. “Nanti dalam 10 tahun, ada 231 kilometer yang bisa kita selesaikan, Insya Allah. Dengan anggaran yang sudah kita sampaikan, Rp 571 triliun,” tuturnya.
Direktur Utama MRT Jakarta William Sabandar menjelaskan, pembangunan MRT tahap 2 sudah masuk fase lelang. Total anggaran untuk tahap 2 mencapai Rp 22,5 triliun. Dana tersebut adalah pinjaman dari Japan International Cooperation Agency (JICA). “Semua dana sudah tersedia,” ujarnya. Jika sesuai rencana, MRT tahap 2 bisa diselesaikan pada tahun 2024.
Sementara itu, Gubernur DKI Anies Baswedan mengatakan, penentuan tarif ditetapkan hari ini (25/3). Tarif MRT akan diumumkan setelah ditetapkan Pemprov DKI bersama dengan DPRD DKI. ”Tabel (harga)-nya di kantong saya sekarang. Tabelnya ada, dari setiap stasiun ada, tapi saya ingin jaga. Etikanya diumumkan Senin,’’ jelasnya.
Dia menjelaskan, tarif MRT Jakarta dibebankan ke penumpang berdasarkan jarak tempuh. ”Ada yang di bawah Rp 10 ribu, ada yang di atas Rp 10 ribu. Tarifnya berdasarkan stasiun. Anda naik dari stasiun mana, turun stasiun mana, harganya beda-beda,’’ jelasnya.
Mantan rektor Universitas Paramadina itu juga menekankan, integrasi antar moda transportasi di DKI akan dilakukan melalui program Jak Lingko. Menurut dia, hal itu adalah terobosan moda transportasi dari kendaraan kecil, sedang, hingga besar. ”Dari first mile hingga last mile. Saat ini MRT telah terintegrasi dengan Transjakarta. Ke depan, kita dorong dengan moda lainnya seperti LRT dan Commuter Line, dalam kerangka Jak Lingko,’’ ujarnya. (jpg)
Mantan mendikbud itu juga menyatakan kesiapan MRT dalam menunjang kebutuhan warga. Terutama yang hendak beralih dari kendaraan pribadi ke angkutan umum. Anies merinci, kapasitas angkut satu rangkaian kereta MRT sekitar 1.950 orang sekali jalan. Hal itu didasari pada jumlah kereta dalam satu rangkaian yang berjumlah enam unit, dengan 50 kursi di setiap kereta.
Dari kalkulasi itu, satu kereta mampu menampung 350 penumpang dengan kapasitas berdiri dan kursi penuh. ‘’Perkiraan penumpang per hari di awal operasi adalah 65.000 orang per hari, dan secara bertahap akan kita tingkatkan menjadi 130.000 per hari tahun depan,’’ imbuhnya.
Rata-rata kereta Ratangga akan beroperasi selama 19 jam dengan jeda waktu tunggu antar kereta sekitar 5 menit pada jam sibuk dan 10 menit pada jam normal. Ratangga akan beroperasi dengan delapan rangkaian mulai pukul 05.30-22.30 WIB selama Maret dan April.
Sesudah bulan April, jumlah rangkaian ditingkatkan menjadi 16, dan jam operasional ditambah dari pukul 05.00-24.00 WIB. Saat ini, juga telah siap 71 masinis dan 350 tenaga operasi dan pemeliharaan.
MRT Jakarta juga akan diintegrasikan dengan kawasan transit terpadu atau Transit Oriented Development (TOD) di kawasan Dukuh Atas, dekat Stasiun Sudirman. Ke depan, lokasi itu akan menggabungkan dan menghubungkan berbagai moda transportasi seperti MRT, LRT, kereta commuter line, Transjakarta, Kereta Bandara hingga angkutan umum perkotaan lainnya. (far/dee)