PANDEGLANG-Atap sebuah ruang kelas Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 7 Pandeglang di Desa Cikayas, Kecamatan Angsana ambruk. Ambruknya atap diduga karena kernagka yang terbuat dari kayu sudah lapuk dimakan usia.
Peristiwa ambruknya bangunan berdiameter sekitar 8×15 meter itu terjadi saat proses belajar mengakar berlangsung. Beruntung saat insiden terjadi tidak ada satu pun siswa yang berada dalam ruangan. Sejak dua tahun lalu siswa yang menempati ruangan tersebut sudah di relokasi ke ruangan yang lebih aman.
“Kejadian ambruk pukul 9.30 WIB saat proses belajar mengajar. Namun anak-anak sudah di dalam, tidak ada di sekitar bangunan. Sudah lama atasnya keropos, dan sudah 2 tahun tidak digunakan,” ujar Kepala MTs Negeri 7 Pandeglang, Ade Isma Nurfata saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (28/3).
Menurut dia, sejak dua tahun lalu, kondisi ruangan tersebut memang sudah menunjukkan tanda-tanda akan ambruk, sehingga pihaknya terpaksa memindahkan siswa kelas 3 ke ruangan laboratorium.
“Sejak lama bangunan itu tidak ditempati karena memang sudah rapuh. Awalnya diisi, namun karena kami anggap sudah tidak layak maka kami pindahkan,” jelasnya.
“Beberapa hari ini hujan, keropos itu semakin lapuk, rangkanya patah dan menarik tembok yang terpasang rangka,” katanya lagi.
Ia mengatakan ruangan tersebut merupaka bangunan lama, karena dibangun tahun 1999. Sejak didirikan, belim sekalipun mendapat rehabilitasi. Padahal pihaknya pernah mengajikan rehab bangunan namun tidak ada tindak lanjut.
“Bangunan tahun 1999. Sebelum ambruk sudah diketahui oleh Kemenag (Kementerian Agama Pandeglang). Namun belum ada tindak lanjut,” tutur Ade.
Setelah insiden tersebut, pihaknya sudah melaporkan ke Kemenag pandeglang. Bahkan dia mengaku, pejabat Kemenag sudah meninjau kondisi bangunan yang ambruk itu.
“Kami sudah laporkan ke Kemenag dan sudah ditinjau juga. Dari Kemenag infonya akan membangun. Proposal permintaan gedung baru dan fasilitas penunjang sudah kami ajukan,” ujarnya.
Kepala Kemenag Pandeglang, Endang membenarkan ambruknya MTs Negeri 7 Pandeglang tersebut. Namun perihal tidak adanya bantuan sebelum kejadian, Endang memberikan penjelasan. Menurut dia, sekolah tersebut sebelumnya menginduk dengan MTs Negeri 6. Lalu tahun 2016, mereka memisahkan diri. Kemudian di tahun 2018, baru ditetapkan sebagai MTs Negeri.
“Jadi sekarang mereka belum punya anggaran yang konkret. Tetapi kalau ke depan sudah punya anggaran, kementerian bisa memberi perhatian,” katanya.
Adapun perihal mabruknya bangunan tersebut, Kemenag Pandeglang masih menunggu pengajuan dari sekolah bersangkutan. Hanya saja pihaknya sudah melaporkan peristiwa tersebut ke pusat.
“Pengajuan belum kami terima. Namun kami sudah melaporkan ke pusat,” ujarnya. (mg-04/tnt)