Beranda BANTEN Elpiji 3 Kg Langka, Dewan Tuding Pengawasan Lemah

Elpiji 3 Kg Langka, Dewan Tuding Pengawasan Lemah

0
BERBAGI
MENINJAU: Sejumlah petugas dari Disperindag  Lebak meninjau pengisian gas elpiji di SPBE Rangkasbitung beberapa waktu lalu. FOTO: Fadilah/Banten Ekspres

LEBAK – DPRD Kabupaten Lebak banyak mendapatkan keluhan dari masyarakat terkait langkanya gas elpiji 3 kilogram (kg). Kalau pun ada, harga yang dijual para pengecer sangat tinggi yakni Rp28-35 ribu per tabung. Padahal, harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah tidak lebih dari Rp16 ribu per tabung.

Anggota DPRD Lebak dari Fraksi PKS, Dian Wahyudi mengatakan dengan banyaknya keluhan masyarakat dia meminta Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Lebak segera menggelar inspeksi terhadap pendistribusian elpiji berbentuk melon tersebut. Jangan sampai harga terus tidak terkendali bahkan langka di pasaran yang membuat warga kebingungan.

“Keluhan tersebut kita terima dari sejumlah warga di dapil satu yang notabene daerah perkotaan dengan per tabungnya mencapai Rp28 ribu hingga Rp35 ribu per tabung,” katanya saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (9/4).

Untuk mengantisipasi kelangkaan dan melonjaknya harga gas elpiji 3 kilogram, kata dia, pihaknya mendesak agar Disperindag segera menggelar sidak dan operasi pasar. Jika pemerintah tidak melakukan intervensi, dipastikan akan membebani ekonomi masyarakat berpenghasilan rendah.

“Saya menilai pengawasan terhadap distribusi elpiji 3 kg sangat lemah, sehingga harga di pasaran bervariasi dan jauh dengan HET yang telah ditetapkan pemerintah,” ujarnya.

Untuk memutus mata rantai pendistribusian elpiji yang harganya semakin menggila, kata dia, tentu petugas harus bertindak tegas sehingga elpiji di pasaran kembali normal sesuai HET serta tidak terjadi kelangkaan.

“Agar tidak menimbulkan gejolak di masyarakat, sebaiknya pemerintah segera menetralisir penyebab tingginya harga elpiji bersubsdi tersebut,” paparnya.

Sabariah (38), ibu rumah tangga di Desa Aweh, Kecamtan Kalanganyar mengaku, saat ini harga tabung gas elpiji kemasan 3 kilogram di wilayahnya mencapai Rp30 ribu per tabung, itu pun barangnya susah dicari atau langka.

“Sudah harganya tinggi, kami juga susah mendapatkannya karena langka,” ucapnya.

Menurut dia, selama dua pekan terakhir pasokan elpiji kemasan 3 kilogram terjadi kesulitan sehingga harus pergi ke agen dengan jarak 2 kilometer dari rumah.

“Kami terpaksa membeli elpiji kemasan 3 kilogram Rp27 ribu itu karena di sini sulit mendapatkan gas, padahal biasanya atau sebelumnya hanya Rp19 ribu per tabung,” paparnya.

Sekretaris Disperindag Kabupaten Lebak, Orok Sukmana mengatakan saat ini kebutuhan pasokan gas elpiji 3 kilogram sebetulnya telah mencukupi untuk kebutuhan masyarakat yakni mencapai 6 juta tabung atau 18 matrik ton.

“Kami menjamin persedian gas elpiji cukup untuk kebutuhan masyarakat,” ujarnya.

Terkait tingginya harga elpiji di tingkat pengecer atau warungan, kata Orok, itu hanya ulah pengecer. Sebab, harga dari agen akan mengikuti harga yang telah ditetapkan pemerintah. Begitu juga dengan keberadaannya jika melihat dari kebutuhan pasokan gas elpiji 3 kg sudah mencukupi dan seharusnya tidak terjadi kelangkaan.

“Kita tidak bisa melakukan intervensi karena itu wilayahnya berada pada Pertamina, begitu juga dengan pengawasan ada di provinsi, kita hanya bisa monitoring saja,” paparnya. (mg-05/tnt)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here