SERANG – Warga Desa Tengkurak, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang kekurangan air bersih. Hal itu terjadi setelah air Sungai Ciujung menghitam dan berbau akibat tercemar limbah.
Kepala Desa (Kades) Tengkurak, Suryadi mengatakan sebanyak 350 warga di desanya mengalami kekurangan air bersih. Warga tersebut merupakan warga pelosok yang sulit terjangkau dan tinggal di bantaran Sungai Ciujung.
“Saat ini sedang kemarau ditambah dengan tercemarnya Sungai Ciujung. Sungai itu merupakan sungai yang sering digunakan oleh masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari, baik untuk mandi, nyuci, bahkan ada untuk minum,” katanya saat ditemui di kantornya belum lama ini.
Menurut Suryadi, pihaknya akan mengajukan permintaan air bersih kepada Pemkab Serang melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Serang. Diharapkan bantuan tersebut akan memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat yang saat ini kekurangan.
“Saat ini kita belum melaporkan dan mengajukan, mungkin Senin karena kalau Sabtu, Minggu mungkin libur,” ujarnya.
Meski begitu, Suryadi meminta kepada BPBD untuk memberikan ke warga yang membutuhkan, sebab sering kali warga pelosok tidak mendapatkan bantuan air bersih. “Karena akses yang terbatas hanya yang wilayah depan saja, untuk sekarang saya minta menyeluruh, dan informasinya katanya dari pemda (Pemkab Serang) mau membuatkan tanki untuk menyimpan air bersih, tapi sampai sekarang belum ada,” paparnya.
Dia menjelaskan, setiap tahunnya Sungai Ciujung selalu tercemar khususnya pada musim kemarau. Air yang mengendap hingga berubah warna menjadi hitam dan mengeluarkan bau tak sedap diduga merupakan ulah dari industri-industri yang ada di Serang Timur. Akibatnya masyarakat tidak dapat lagi memanfaatkan sungai tersebut.
“Bagi mereka Sungai Ciujung ini merupakan salah satu sumber kebutuhan untuk sehari-hari mulai mandi sampai dengan bercocok tanam hingga tambak ikan,” tuturnya.
Koordinator Pusat Pengedali Operasional (Pusdalops) BPDB Kabupaten Serang Jhoni Ewangga mengatakan pihaknya sudah menerima laporan kekurangan air bersih di Desa Tengkurak. “Iya sudah masuk laporannya via whatsapp, besok kita assessment ke sana sekalian minta laporan resmi dari pihak desa,” katanya saat dikonfirmasi pada Minggu (7/7).
Dia menjelaskan, dalam assessment tersebut, pihaknya akan menanyakan beberapa pertanyaan. Dengan demikian pihaknya mendapatkan kesimpulan serta upaya apa saja yang bisa dilakukan.
“Assesment itu kita harus memastikan penyebabnya, berapa KK/jiwa yang terdampak, dari kapan, ada atau tidak sumber air pribadi tiap rumah. Ya dari situ kita bisa simpulkan itu karena kekeringan atau akibat lain, berapa kebutuhan atau air yg harus kita distribusikan, pihak mana yang harus kita koordinasikan untuk membantu penanganan,” paparnya. (mam/tnt)