Beranda BANTEN Angka Pengangguran Capai 10 Ribu

Angka Pengangguran Capai 10 Ribu

0
BERBAGI
MEMBUAT: Seorang warga asal Kota Serang tengah membuat kartu kuning di kantor Disnakertrans Kota Serang, Selasa (4/2). FOTO: Syirojul Umam/Banten Ekspres

SERANG-Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kota Serang mencatat, hingga awal tahun 2020 jumlah pengangguran di Kota Serang mencapai 10 ribu orang. Hal itu dikarenakan minimnya lapangan kerja yang ada di Kota Madani tersebut.

Kepala Disnakertrans Kota Serang, Akhmad Benbela mengatakan, 10 ribu dari 642 ribu jumlah penduduk yang menganggur tersebut dapat dihitung melalui pembuatan kartu kuning pada tahun-tahun sebelumnya yang sama sekali belum melapor. Padahal seharusnya masyarakat baik mendapat pekerjaan atau tidak harus segera melaporkan ke Disnakertrans. “Ya ini datanya dari tahun-tahun sebelumnya yang belum melaporkan ke kami, padahalkan mereka harus memperbaharui setiap enam bulan sekali,” katanya saat ditemui di kantornya, Selasa (4/2).

Ia menjelaskan, 10 ribu penduduk tersebut memang tidak mencapai hingga 10 persennya dari jumlah penduduk. Akan tetapi jumlah tersebut bisa terus bertambah setiap tahunnya, dan tersebar di seluruh kecamatan di Kota Serang. “Ya bisa saja bertambah, apalagi saat kelulusan sekolah tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), itu pasti banyak. Bahkan seharinya bisa mencapai 250 orang yang mendaftar,” ujarnya.

Ia mengaku, banyaknya pengangguran tersebut lantaran lapangan pekerjaan yang minim, maka dari itu Pemerintah Kota (Pemkot) Serang terus berupaya mencari solusi terbaik. “Jadi faktornya jumlah lapangan pekerjaan tidak mencukupi lulusan sekolah yang notabene sebagai pencari kerja. Contohnya tahun lalu yang tidak diterima cukup banyak, tahun berikutnya banyak kelulusan lagi, jadi jumlah bisa terus bertambah,” terangnya.

Maka dari itu, pihaknya memiliki program-program untuk mengurangi angka pengangguran di Kota Serang. Salah satunya melalui peningkatan keterampilan, dengan memberikan pelatihan-pelatihan secara gratis. “Kalau memaksakan masyarakat Kota Serang bekerja di sektor formal itu cukup sulit, apalagi tidak memiliki industri besar. Karena di kota ini paling juga ada perbankan dan ritel yang daya tampung dalam merekrutnya sedikit lima sampai 10 orang saja,” tuturnya.

Pelatihan-pelatihan tersebut, seperti menjahit, tata rias pengantin, tata boga, dan masih banyak yang lainnya. Namun karena anggaran yang tidak mencukupi, pihaknya akan memberikan pelatihan dengan jumlah terbatas paling tidak satu angkatannya 20 orang. “Februari ini kami sudah buka pendaftaran untuk pelatihan itu. Dan masing-masing pelatihan yang diberikan memiliki kriteria masing-masing. Contohnya kalau menjahit itu diperlukan masyarakat yang masih muda dengan fisik yang cukup kuat, tapi kalau untuk tata boga itu umur 40 tahun juga masih bisa,” jelasnya.

Sementara, Wakil Walikota Serang Subadri Ushuludin mengatakan, pihaknya terus berupaya untuk mengurangi angka pengangguran terbuka di Kota Serang, salah satunya melalui revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang dapat menghadirkan industri di Kota Serang. “Melalui RTRW ini yang semula tidak ada industri, harapannya dengan ada revisi Pemkot bisa menempatkan masyarakat untuk bisa mencari nafkah,” katanya.

Meski ada kedatangan investor di Kota Serang, kata SUbadri tentu akan meminta agar dapat memprioritaskan masyarakat di wilayahnya. Dengan demikian pihaknya dapat menekan angka pengangguran di Kota Serang. “Kan biasanya ada kesepakatan, saya targetkan itu harus memprioritaskan warga setempat,” paparnya. (mam/and)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here