CIPUTAT TIMUR-Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kota Tangsel menggelar pelatihan desain grafis dan animasi. Sebanyak 20 warga yang terdiri dari pemuda dan pemudi diajari ilmu desain grafis dan animasi di LP3I, Pisangan, Ciputat Timur, Rabu (12/2) kemarin hingga 14 hari ke depan.
Acara dibuka Kepala Disnaker Kota Tangsel Sukanta. Ia mengatakan, pelatihan dilakukan untuk memberikan kompetensi dan skill kepada warga yang notabene usia produktif. Meski ada juga yang usianya di atas 20 tahun namun, menurut Sukanta, mereka memiliki potensi baik sebagai pekerja maupun untuk mengembangkan diri dalam usaha mandiri.
Di tempat sama, Kepala Bidang (Kabid) Pelatihan dan Produktivitaa Disnaker, Siswanto menambahkan, tahun ini pelatihan digelar sebanyak 19 angkatan. Sampai saat ini, baru dua kali digelar dan kegiatan kemarin adalah yang ketiga. “Sebelumnya ada pelatihan komputer, pelatihan steam dan sekarang pelatihan desain grafis dan animasi,” kata Siswanto.
Untuk pelatihan komputer, diberikan dengan menggandeng Neta Multinasional yang berlokasi di kawasan Ruko Kramat Tajug, Cilenggang, Serpong. Sementara pelatihan steam, dilakukan di Andika Motor, Rawa Buntu, Kecamatan Serpong. “Untuk pelatihan desain grafis dan animasi kita lakukan di LP3I Pisangan, Ciputat Timur,” imbuhnya.
Dalam pelatihan desain grafis dan animasi ada 20 orang. Dari jumlah itu, mayoritas peserta adalah laki-laki, karena perempuannya hanya berjumlah 4 orang. Mereka yang menjadi peserta adalah warga dari tiga kecamatan di Kota Tangsel. “Karena usulannya dari Musrenbang di tiga kecamatan itu. Makanya, pesertanya dari kecamatan itu; Serpong Utara, Serpong dan Pamulang,” jelas Siswanto.
Terkait instruktur pelatihan, Siswanto mengungkapkan, pihaknya menggandeng ahli yang ada di Poltikenik LP3I. Karena di sana juga lembaga pendidikan yang dipantau oleh badan standar pendidikan maka, ahli yang ada di sana memiliki kompetensi yang bisa dipertanggungjawabkan. “Di sana ada ahlinya. Karena semua pelatihan kita berbasis standar kompetensi kerja nasional Indonesia. Kalau di LP3I otomatis, ahlinya sudah memenuhi itu,” ungkapnya, seraya mengatakan ada tiga orang instruktur yang didapuk sebagai instruktur di kegiatan itu.
Disoal mengenai korelasi antara materi pelatihan dengan dunia kerja, Siswanto memaparkan bahwa, kegiatan itu dilakukan sesuai usulan warga. Memang kata dia, tidak serta merta peserta pelatihan bakal diserap menjadi tenaga kerja namun, setelah mereka memiliki kompetensi setidaknya memiliki skill untuk membuka usaha mandiri.
“Kalau pelatihan ini, lebih condong ke pekerjaan mandiri. Atau bisa dengan advertising. Berkaitan dengan media. Setelah pelatihan ini, mereka akan mendapatkan sertifikat pelatihan, uang transport, alat tulis juga dikasih. Kita nanti juga tetap pantau perkembangan mereka setelah selesai pelatihan,” jelasnya. (esa)