Beranda TANGERANG HUB Kasus Stunting di Tangsel Terus Digenjot Turun

Kasus Stunting di Tangsel Terus Digenjot Turun

0
BERBAGI
Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie (berdiri) memberikan arahan saat audit kasus stunting di Aula Blandongan Balai Kota Tangsel, Selasa, 28 November 2023. Tri Budi/TangerangEkspres.co.id

CIPUTAT, TANGERANGEKSPRES.CO.ID – Pemkot Tangsel terus berupaya menekan angka kasus stunting atau gagal tumbuh akibat kurang gizi kronis pada balita.

Diketahui, angka stunting di Kota Tangsel berhasil turun dari 19,9 persen pada 2021 menjadi 9 persen di 2022. Dan tahun ini angka stunting ditarget turun menjadi 8 persen.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Tangsel Cahyadi mengaku, salah satu yang dilakukan untuk menurunkan angka stunting adalah denhan melakulan audit kasus stunting.

“Audit ini stunting untuk mengetahui faktor penyebab stunting,” ujarnya kepada TANGERANGEKSPRES.CO.ID seusai rapat audit kasus stunting di Aula Blandongan Balai Kota Tangsel, Selasa, 28 November 2023.

Cahyadi menambahkan, peserta rapat berasal dari puskesmas dan tim pendamping keluarga (TPK). “TPK ini adalah mereka yang bertugas untuk lini terdepan pengentasan stunting,” tambahnya.

Menurutnya, pada 2022 kasus stunting di wilayahnya sebesar 9 persen dan target 2023 ini digaralkan menjadi 8 persen. “Untuk tahun ini penilaian sudah mulai dilakukab dan awal 2024 akan diumumkan,” jelasnya.
Penyuka olahraga sepakbola ini mengungkapkan, target turun 8 persen tersebut terbilang rendah karena, pihaknya terua berproses dan pada 2024 ditarget turun lagi.

“Kalau 0 persen bisa saja tapi, bertahap dan upaya kita kesana. Usaha yang kita lakukan adalah melakukab edukasi, perbaikan lingkungan, pemahaman para ibu soal pola asuh, penjangkauan makanan bergizi,” tuturnya.

“Program orangtua asuh stunting juga merupakan salah satu program untuk mengatasi stunting,” tutupnya.

Sementara itu, Wali Kota Tangsel Bemyamin Davnie mengatakan, saat ini, satu dari tiga balita Indonesia mengalami stunting. Persoalan tersebut bukan persoalan bangsa di masa sekarang saja namun, menyangkut masa depan kita karena anak-anak itu adalah generasi penerus.

“Merekalah masa depan kita. Bagaimana kita bisa mencapai visi Indonesia emas pada 2045 kalau modal dasarnya, yaitu anakanak bangsa, mengalami stunting, terganggu perkembangan kognitif dan kesehatannya,” ujarnya.

Pria yang biasa disapa Pak Ben ini menekankan, pemerintah sangat serius mengupayakan penurunan stunting. Komitmen pemerintah tidak pernah kendur dengan mendukung Peraturan Presiden No. 72 tentang percepatan penurunan stunting. Substansinya mengadopsi strategi nasional percepatan pencegahan stunting 2018 – 2024.

Saat ini prevalensi stunting di Indonesia masih tercatat sekitar 216 persen. “Artinya, untuk mencapai target 14 persen pada 2024, kita hanya punya waktu satu tahun lagi. Target yang cukup ambisius dalam sisa waktu yang sangat singkat ini, adalah tantangan besar namun harus kita hadapi bersama,” tambahnya.

Menurutnya, wilayahnya menjadi salah satu daerah yang mengalami penurunan stunting yang signifikan di Provinsi Banten tercatat dari 19,9 persen menjadi 9 persen di 2022. Diharapkan pada 2023 turun kembali menjadi 8 persen.

Dalam kegiatan audit kasus stunting tersebut akan menghasilkan penyebab stunting dari sasaran risiko stunting dan juga menghasilkan rekomendasi rencana tindak lanjut yang dapat di laksanakan oleh opd terkait dan lintas sektor.

Percepatan penurunan stunting memerlukan komitmen yang kuat dari kita semua. Tidak hanya komitmen di tingkat pusat, upaya advokasi komitmen pemerintah daerah juga harus optimal.

“Kolaborasi kerja berbagai pihak menjadi kunci untuk memastikan konvergensi antar progran hingga ke tingkat kelurahan untuk menurunkan stunting,” terangnya.

Upaya tersebut tidak bisa hanya dilakukan oleh satu lembaga saja atau hanya dari unsur pemerintah pusat saja. Upaya penurunan stunting membutuhkan keterlibatan semua pihak, termasuk pemerintah daerah dan kelurahan, akademisi, media, swasta, lembaga swadaya masyarakat dan mitra pembangunan.

“Saya minta kepada camat, lurah dan perangkat pemerintahan untuk memastikan percepatan penurunan stunting sebagai prioritas di daerahnya, didukung dengan sumber daya yang mencukupi. Pastikan setiap intervensi yang diperlukan sampai hingga ke tingkat keluarga yang dikategorikan rawan stunting,” tuturnya. (*)

Reporter : Tri Budi

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here