Beranda TANGERANG HUB Positif Covid Mulai Melambat, PDP Meninggal Terus Bertambah

Positif Covid Mulai Melambat, PDP Meninggal Terus Bertambah

266
0
BERBAGI

TANGERANG-Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) jilid 2 di Tangerang Raya mampu menekan kasus baru Covid-19. Dalam dua hari terakhir, terjadi pelambatan jumlah warga yang terinfeksi virus Corona. Berdasarkan data yang dirilis Pemprov Banten, Senin (11/5) ada 490 warga yang positif Covid. Namun, pada Selasa (12/5) menjadi 501 kasus atau hanya bertambah 2 kasus. Jumlah yang meninggal dunia, dalam tiga hari terakhir tidak bertambah, masih dalam angka 54 orang.

Namun, berbeda dengan warga yang masuk dalam status pasiend alam pengawasan (PDP). Jumlah pasien meninggal dunia, justru meningkat tajam. Pada Senin (11/5) jumlah meninggal dunia 185 orang. Selasa (12/5) menjadi 192 atau bertambah 7 orang. Penambahan PDP meninggal dunia terbanyak dari Kota Tangerang, dari sebelumnya 53 bertambah 4 orang menjadi 57.

Walikota Tangerang Arief Wismansyah menyayangkan hasil tes Polymerase Chain Raction (PCR) atau dikenal dengan swab cukup lama diperoleh. Itulah sebabnya, kata dia, update kasus Covid-19 di Kota Tangerang sering terlambat. Lantaran pembaruan data baru keluar setelah 9-14 hari dilakukan tes swab. “Hanya saya meragukan (hasilnya), karena pemeriksaan PCR lama,” ujar Arief saat dihubungi Kompas.com, Selasa (12/5).

Untuk itu, kata Arief telah meminta alat tes sendiri ke Menteri Koordinasi Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia Muhadjir Effendi. “Saya minta ke pak Muhadjir, coba kalau di daerah yang ada kasus lebih dari 25 atau 30, seperti Tangerang kasusnya banyak. Tolong diberikan alat, karena kami kesulitan (mendata kasus baru),” tutur Arief. Ia mengatakan, salah satu risiko yang terjadi akibat lambatnya hasil tes swab tersebut adalah pasien yang terus beraktivitas seperti biasa. Terlebih apabila pasien yang tidak memiliki gejala, kata Arief, bisa jadi mereka tidak mengetahui kalau dirinya positif atau tidak.

Pasien akan terus beraktivitas tanpa tahu membawa virus Covid-19. “Nah 9 hari (menunggu hasil tes) orang yang OTG (orang tanpa gejala) dia belum tahu statusnya. Dia akan ke mana-mana dan bisa menularkan yang lain. Itu yang jadi masalah,” kata dia. Arief memaparkan, kasus Covid-19 di Kota Tangerang, paling banyak dialami warga dengan rentang usia 18-59 tahun. “Karena kalau melihat tabelnya, yang paling banyak itu usia 19 sampai 50-an,” ungkapnya.

Sementara itu, Provinsi Banten menegaskan memperbolehkan industri tetap beroperasi selama PSBB. “PSBB di Provinsi Banten, memang membolehkan industri untuk tidak tutup sepanjang melaksanakan protokol kesehatan. Karena saya ingin industri tidak berhenti dan karyawan menganggur,” ungkap Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) yang dilansir dari website resmi Pemprov Banten. “Industri atau perusahaan tetap jalan. Tapi tetap harus memperhatikan protokol kesehatan. Saya minta Dinas Tenaga Kerja terus memantau. Kalau tidak terpaksa, jangan melakukan PHK,” tambahnya. Jika diperlukan, kata Gubernur WH, industri dapat mengadakan rapid test dengan bekerjasama dengan dinas kesehatan guna mencegah penyebaran virus Corona melalui deteksi dini.

Dijelaskan Gubernur WH, sejak diterapkan PSBB tren kasus Covid-19 di Provinsi Banten cenderung menurun. Sejak awal, Provinsi Banten menyiapkan rumah sakit rujukan Covid-19 sehingga Provinsi Banten tidak menjadi daerah pandemi. (ran/rls)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here