Beranda TANGERANG HUB Ribka Tjiptaning Sebut Gibran sebagai Cawapres yang Dipaksakan

Ribka Tjiptaning Sebut Gibran sebagai Cawapres yang Dipaksakan

0
BERBAGI
Anggota DPR RI dari Fraksi PDI-Perjuangan, Ribka Tjiptaning saat memberikan keterangan kepada wartawan usai acara konsolidasi di Kantor DPC PDI-Perjuangan Kota Tangerang, Senin, 11 Desember 2023. Foto Abdul Aziz/tangerangekspres.co.id

KOTA TANGERANG, TANGERANGEKSPRES.CO.ID – Anggota DPR RI dari Fraksi PDI-Perjuangan, Ribka Tjiptaning Proletariyati menyebutkan bahwa Calon Wakil Presiden (Cawapres) dari nomor urut 2, Gibran Rakabuming terlalu dipaksakan oleh ayahnya yaitu Presiden Joko Widodo.

Padahal Gibran tidak memiliki kualitas kecakapan dalam berpolitik. Dia menilai, putra sulung Presiden Jokowi itu tidak memiliki wawasan yang mumpuni untuk dicalonkan sebagai calon wakil presiden.

Menurut Anggota Komisi IX DPR RI ini, Gibran tidak akan sanggup dalam menghadapi debat kandidat Cawapres Pemilu 2024, baik yang digelar oleh pihak perguruan tinggi maupun pihak KPU sebagai penyelenggara Pemilu.

“Yang memberikan masukan atau tim cawapres Gibran itu gimana sih? Lebih baik banyak diam aja. Makanya dia gak sanggup untuk debat kandidat karena dari pengetahuannya. Pencalonan Gibran terlalu dipaksakan,” ungkap Ribka kepada wartawan usai Konsolidasi Bersama DPC PDI-Perjuangan Kota Tangerang, Senin, 11 Desember 2023.

Ribka juga mengomentari pernyataan Gibran yang salah sebut dan sempat viral terkait ibu hamil membutuhkan asam sulfat untuk mencegah stunting, padahal, kata Ribka, untuk mencegah terjadinya bayi stunting, ibu hamil tersebut membutuhkan asam folat. “Segala sok-sok an pake bahasa kimia,” ujarnya.

“Menurut saya kebangetan cuma masalah stunting aja gak ngerti, kekurangannya apa, kenapa menjadi stunting, artinya untuk mengatasinya bagaimana, sebenarnya gampang, tinggal bilang ASI (Air Susu Ibu) aja cukup, itu yang pertama, baru stunting apa definisinya, kekurangan gizi secara kronis berarti,” tandasnya lagi.

Dia menegaskan, masyarakat harus terbuka dan dapat memilih pasangan calon presiden dan wakil presiden yang memiliki kredibilitas dan wawasan kenegaraan yang mumpuni.

Menurutnya, setidaknya seorang wakil presiden itu harus memiliki kemampuan dan pengalaman yang matang, berintegritas, dan mempunyai elektabilitas yang tinggi.

Hal ini menjadi sangat penting untuk menjadi perhatian mengingat tidak menutup kemungkinan seorang wakil presiden bisa secara tiba-tiba harus naik menggantikan presidennya karena suatu hal yang mendesak.

“Seorang wakil presiden juga harus siap mengurus negara yang besar, apalagi jumlah rakyat Indonesia ratusan juta jiwa,” tukasnya.

Ribka juga menyebut bahwa Presiden Joko Widodo maupun Gibran yang merupakan Wali Kota Solo yang diusung PDI-Perjuangan merupakan bukan seorang kader PDI-Perjuangan. Keduanya diusung PDI-Perjuangan hanya berdasarkan kepentingan partai politiknya.

“Karena kan pak Jokowi gabung sama kita waktu mau jadi Wali Kota Solo hanya kepentingan saja, begitu juga Gibran. Jadi tingkat kekaderannya juga kan belum teruji. Aku sih gak heran Jokowi membelot, karena memang belom kader dan saya gak pernah menyanjung,” ujarnya.

Oleh karenanya, dia tidak heran langkah-langkah yang diambil Jokowi saat ini dalam bermanuver politiknya.
“Kalau menurut aku sih gak heran, dia itu kan memang belum kader. Jadi suka-suka dia mau kemana, orang dia bukan kader PDI-Perjuangan, emang gue pikirin,” katanya.(*)

Reporter: Abdul Aziz
Editor: Sutanto bin Omo

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here