Beranda TANGERANG HUB Bayi di Pantura Terjangkit HIV/AIDS, Total 59 Penderita

Bayi di Pantura Terjangkit HIV/AIDS, Total 59 Penderita

0
BERBAGI
DIRAWAT: Seorang bayi membutuhkan perawata khusus setelah ia mengalami masalah dengan kesehatan. FOTO: Dok. Tangerang Ekspres

MAUK – Penderita HIV/AIDS atau kerap disebut Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di wilayah Kabupaten Tangerang bagian pantai utara (Pantura) hingga kini terus bertambah.

Data tiga tahun terakhir, jumlah penderita HIV/AIDS di Pantura meliputi Kecamatan Mauk, Sukadiri, Kemiri, Kronjo, Rajeg, Sepatan, Sepatan Timur dan Kosambi, Kabupaten Tangerang mengalami peningkatan dengan total 59 kasus.

Jumlah penderita HIV/AIDS berdasarkan data, menemukan 9 penderita HIV/AIDS pada 2016. Selanjutnya ditemukan 29 penderita pada 2017. Sedangkan pada 2018 ditemukan 21 penderita.

“Data tiga tahun terakhir terdapat 59 penderita. Mereka berusia antara delapan bulan sampai 55 tahun,” ungkap dr Eka Thesis, Konselor HIV/AIDS Puskesmas Mauk kepada Tangerang Ekspres, Senin (3/12).

Ia mengatakan, sejumlah penderita HIV/AIDS tersebut, meliputi wanita pekerja seks (WPS), laki seks laki (LSL) atau gay, wanita pria (waria), bahkan ibu rumah tangga dan bayi.

“Seorang ibu rumah tangga yang tertular HIV/AIDS bisa disebabkan, antara lain karena sang suami pernah berhubungan badan dengan WPS yang menularkan HIV/AIDS,” jelasnya.

Jadi, ia melanjutkan, penularan HIV/AIDS menyebar melalui, cairan vagina perempuan, cairan air sperma laki-laki, darah dan air susu ibu (ASI). Dengan begitu, bayi juga bisa tertular HIV/AIDS melalui ASI milik seorang ibu yang menderita HIV/AIDS.

Ia mengungkapkan, penularan HIV/AIDS semakin mengkhawatirkan. Sebagai upaya mencegah penularan HIV/AIDS, pihaknya aktif memberikan penyuluhan mengenai bahaya HIV/AIDS kepada pelajar SMA setiap tahun.

Kemudian, pihaknya melakukan pemeriksaan darah kepada ibu hamil saat mereka melakukan kunjungan pertama kali ke puskesmas. Tak hanya iitu, pihaknya memeriksa darah pasien TBC yang susah sembuh.

Program voluntary conseling & testing HIV (VCT) mobile, yaitu mengunjungi tempat beresiko tinggi penularan HIV/AIDS. Contohnya, mengunjungi tempat lokalisasi untuk melakukan pemeriksaan kepada para WPS. Lalu, pihaknya juga mengunjungi salon tempat berkumpul para waria yang dilaksanakan secara berkala.

Ia menyebutkan, dalam pelaksanaan program VCT mobile, pihaknya biasa bekerja sama dengan komisi penanggulangan AIDS (KPA) dan yayasan bina muda gemilang (BMG) untuk melakukan pemeriksaan HIV/AIDS di tempat para WPS, gay dan waria di Kecamatan Kecamatan Mauk, Sukadiri, Kemiri, Kronjo, Rajeg, Sepatan, Sepatan Timur dan Kosambi.

“Bagi penderita HIV akan memiliki pendamping, agar mereka tidak lupa mengkonsumsi obat anti virus yang sudah diberikan untuk mencegah AIDS. Jadi, pasien yang tertular HIV akan mengkonsumsi obat seumur hidup” ujarnya. (mg-2/mas)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here