Beranda TANGERANG HUB Sekolah Diminta Tak DO Siswa yang Terkena Narkoba

Sekolah Diminta Tak DO Siswa yang Terkena Narkoba

296
0
BERBAGI

CIPUTAT-Penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya (Napza), tak cuma orang dewasa. Namun, masahasiswa dan pelajar pun banyak yang menjadi pengguna. Namun, pelajar khususnya yang menggunakan narkoba adalah korban. Maka, sekolah diminta tidak men-dropout (DO) siswa pengguna narkoba tersebut.

Hal ini disampaikan Ketua Yayasan Indonesia Bersih Narkoba Imama Mahendra saat Rakor koordinasi penanggulangan penyalahgunaan napza di Lantai 3A Gedung 1 Balai Kota. Imam juga minta agar sekolah rutin mengadakan tes urine bagi semua siswa.

“90 persen pengguna narkoba adalah kelompok pelajar dan mahasiswa tapi sekarang menyerang semua kalangan usia,” ujarnya kepada Tangerang Ekspres.

Imam menambahkan, pecandu narkoba adalah korban dan jangan diperlakukan seperti penjahat, koruptor atau maling. Yayasannya pernah melakukan tes urine terhadap 30 siswa disatu SMA di Kota Tangsel dan hasilnya 10 orang hasilnya positif menggunakan narkoba.

Pemeriksaan urine harus dilakukan rutin di sekolah namun, dengan catatan kalau hasilnya ada yang positif jangan anaknya serta merta dikuarkan tapi harus diberi pembinaan. “Sekolah tetap dikasih tahu siapa yang positif menggunakan narkoba. Namun, dengan perjanjian tidak boleh mengeluarkan,” tambahnya.

Namun, saat ini rata-rata sekolah membuat peraturan kalau siswa kedapatan menggunakan narkoba akan dikeluarkan. Peraturan tersebut harus diubah karena anak-anak rata-rata pengguna pemula, coba-coba dan belum pecandu. Ini karena faktor pergaulan, pertemanan, solidaritas dan lainnya dan yang paling bahaya adalah kegiatan pentas seni (pensi) di sekolah.
“Saat pensi senior datang dan bisa saja menawarkan barang haram ini kepada yunior,” jelasnya.

Bila hasil tes urine hasilnya positif, pihak sekolah harus membina dan sekolaah bisa menggunakaan jasa psikologi yang khusus menangani kasus-kasus adiksi. Mereka tentu memiliki disiplin ilmu bagaimana melakukan pembinaan kedepannya, sehingga yang coba-coba dan pemula bisa diselamatkan.

“Positifnya narkoba jenis gorila, ganja, ekstasi ini bukan kejahatan tapi kenakalan sebagai anak-anak abg. PR kita tentunya bagaimana caranya agar mereka tidak lanjut,” tuturnya.

Untuk mengetahui hasil yang falid siswa menggunakan narkoba atau tidak harus dilakukan tes urine. Bila mereka ketahuan pakai narboba dan berkali-kali bilang demi Allah demi Allah nmaun, jika alat mengatakan positif maka mereka tidak bisa mengelak.

“Setiap penerimaan siswa baru saya harap sekokah mengetes urine siswa. Kalau ketahuan dini harus dipantau dan dibina sehingga bisa diselamatkan,” tuturnya. (bud)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here