TangerangEkspres.co.id – Menyampaikan tauhid merupakan tugas para nabi dan rasul.
Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus mereka untuk menyeru umat manusia kepada tauhid.
Karena itu menjadi tugas para nabi dan rasul maka tauhid merupakan perkara yang amat penting yang harus diketahui manusia, terlebih bagi seorang muslim.
Tauhid adalah mengesakan Allah Subhanahu wa Ta’ala pada apa yang menjadi kekhususan-Nya, yaitu pada Rububiyah, Uluhiyah, maupun Asma (Nama) dan Sifat-Sifat Allah Subhanahu wa Ta’ala. (Dikutip dari asyasyariah.com)
Berdasarkan pengertian tersebut bisa diketahui bahwa tauhid itu terbagi menjadi tiga macam.
Yakni, tauhid rububiyah, tauhid uluhiyah, dan tauhid asma dan sifat.
Begini penjelasan ketiga tauhid tersebut.
Penjelasan ini dikutip dari buku “Ambillah Aqidahmu dari al-Qur’an dan as-Sunnah” yang diterbitkan oleh Maktabah An-Nahl Solo tahun 2006.
1. Tauhid Rububiyah
Adalah mengesakan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam seluruh perbuatan-Nya, seperti menciptakan, memberi rezeki, memelihara, dan sebagainya.
Dalilnya, firman Allah Subhanahu wa Ta’ala yang artinya,
“Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam.” (Q.S. al-Fatihah: 2)
Dan sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang artinya,
“Engkau (Allah) Rabb langit dan bumi.” (H.R. al-Bukhari dan Muslim)
2. Tauhid Uluhiyah
Adalah mengesakan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam beribadah, seperti dalam berdoa, menyembelih kurban, bernadzar, dan sebagainya.
Dalinya, firman Allah Subhanahu wa Ta’ala yang artinya.
“Dan Ilah (sesembahan)-mu itu adalah Ilah yang satu, tidak ada Ilah yang berhak disembah kecuali Dia yang Maha Pengasih dan Penyayang.” (Q.S. al-Baqarah: 163)
Dan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang artinya,
“Maka hendaklah pertama yang kami serukan kepada mereka adalah persaksian bahwa tidak ada Ilah (sesembahan) yang berhak disembah kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (Mutafaqun alaihi)
Juga hadis dalam riwayat Imam Muslim, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda yang artinya,
“Sampai mereka mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta’ala.”
3. Tauhid Asma (Nama-Nama) dan Sifat-Sifat
Adalah menetapkan semua sifat yang Allah Subahanahu wa Ta’ala tetapkan bagi diri-Nya dalam kitab-Nya (al-Qur’an) atau sebagaimana Rasul-Nya shallallahu alaihi wa sallam mensifati-Nya dalam hadis sahih.
Penetapan tersebut tanpa melakukan ta’wil (mengubah makna), tafwidl (menyandarkan makna), tamtsil (menyerupakan makna dengan mahluk), dan tanpa ta’thil (meniadakan dan menghapus atau mengingkari semua sifat Allah).
Dalilnya di antaranya firman Allah Subhanahu wa Ta’ala yang artinya,
“Tidak ada sesuatu pun yang menyerupai Dia, sedang Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Q.S. asy-Syura: 11) (*)
Editor: Sutanto Ibnu Omo