TANGERANG, TANGERANGEKSPRES.CO.ID – Walikota Tangerang, Arief R Wismansyah mengatakan, dirinya sempat ada yang mencibir sebagai Wali kota gila Taman (Wagiman). Hal itu disampaikan dalam acara Forum Group Discussion (FGD) Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Tangerang Tahun 2025-2045, di dprimahotel Jalan Benteng Betawi Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, Kamis (19/10/2023).
“Saya dibilang sebagai Walikota gila Taman. Taman baru yang saya bikin taman apa sih? Taman Elektrik, Taman Gajah Tunggal dan Taman Potret itu emang asalnya sudah taman, tapi bapak ibu dulu bisa nikmatin gak?,” kata Arief dalam sambutannya.
Menurutnya, sebelum kepemimpinannya menjabat sebagai Walikota Tangerang, taman-taman tersebut memang sudah ada. Hanya saja, di saat dia menjabat Walikota Tangerang selama dua periode ini, taman-taman tersebut diubahnya menjadi ruang terbuka hijau.
“Saya hanya mengubah bagaimana taman-taman itu benar-benar bisa dinikmati masyarakat yang sebelumnya taman menjadi ruang terbuka hijau. Gimana caranya akhirnya kita bongkar,” ujarnya.
Arief menjelaskan, masyarakat perkotaan itu membutuhkan ruang terbuka Hijau (RTH). Kota Tangerang yang merupakan Kota metropolitan sangat ringkih akan permasalahan yang dihadapi baik secara individual maupun kelompok.
“Kesenggol dikit bacok, tanya aja tuh pak polisi. Jadi masyarakat perkotaan tingkat sensi sangat tinggi,” tukasnya.
Pembangunan yang dilakukan pemerintah tidak semestinya pada infrastruktur penanganan banjir, kebutuhan kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan masyarakat. Tapi untuk menurunkan tingkat stres masyarakat juga dibutuhkan fasilitas sarana dan prasarana kebugaran pikiran masyarakat. Oleh karenanya, Pemkot Tangerang berupaya merevitalisasi taman-taman menjadi ruang terbuka hijau.
“Yang namanya pembangunan itu kan tidak hanya infrastruktur. Tapi jiwanya juga harus di treatment makanya dibuatlah RTH. Itu di depan puspem kita pangkas dijadiin ruang publik. Kita bisa melihat masyarakat bisa lesehan anak-anak pada bermain. Orang Tangerang juga butuh hiburan,” tandasnya.
Dikatakan, Kota Tangerang ini harus mampu membahagiakan masyarakatnya dengan berbagai upaya. Tidak cukup dengan memberikan fasilitas pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur seperti jalan, saluran air dan penanganan banjir lainnya.
Menurutnya, sebuah kota juga harus memiliki sarana dan prasarana RTH yang menjadi ruang hiburan bagi masyarakat. Selain itu, RTH dapat menjaga suhu udara yang saat ini di tengah kemarau panjang. Vegetasi dalam ruang terbuka hijau dapat menyerap panas dan mengurangi suhu udara di sekitarnya. Hal ini membuat lingkungan sekitar menjadi lebih nyaman.
Cibiran lainnya, dia juga sempat mendapatkan protes terkait pembangunan Stadion Benteng Reborn. “Pak kenapa stadion Benteng dibongkar? Karena saya melihat masyarakat saya butuh ruang publik,” imbuhnya.
Dia menceritakan, di kala ia masih sekolah, Stadion Benteng hanya bisa digunakan oleh tim Persita dan Persikota. Masyarakat umum tidak dapat menggunakan stadion tersebut
“Kita sebagai masyarakat tidak bisa menikmati olahraga sampai di tengah lapangan. Injek rumput stadion dulu kaga boleh, paling juga masyarakat bisa masuk ke tribunnya dan bayar,” bebernya
“Sekarang saya buka supaya masyarakat dapat menikmatinya. Kan memang dibuatnya dari uang rakyat, kalau rusak ya kita bangun lagi buat masyarakat juga,” ungkapnya
Dia menambahkan, saat ini Pemkot Tangerang tengah membangun sarana dan prasaran olahraga di beberapa lokasi di wilayah kecamatan, salah satunya seperti Sport Center Nambo Jaya di Kecamatan Karawaci.
Dia berharap, masyarakat dapat mendukung dan bersinergi dalam membangun Kota Tangerang sekaligus menjadikan masyarakat yang memiliki daya saing dan masyarakat yang sejahtera harus didukung oleh masyarakat yang terdidik guna mempersiapkan masa depan Kota Tangerang yang lebih baik untuk generasi penerus.
“Saya berharap, mari bersama membangun Kota Tangerang bersinergi untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera. Kita persiapkan masa depan kota ini, bukan hanya untuk kita tapi untuk anak cucu kita nanti di masa yang akan datang,” tuturnya.
Reporter: Abdul Aziz
Editor: Sutanto bin Omo