LEBAK, TANGERANGEKSPRES.CO.ID – Meski belakangan ini pembangunan rumah hunian sudah beralih pada batu bata. Namun hal itu tidak membuat produk anyaman bilik bambu di Kampung Babakan Cariu, Desa Mekarsari, Kecamatan Rangkasbitung yang digeluti pasangan suami istri (Pasutri) Dadan (42) dan istrinya Rista (28) tergerus. Faktornya, selain masih diminati juga pembuatan anyaman bilik bambu saat ini ada yang bermotif, sehingga masyarakat banyak yang menyukainya.
Pasutri yang mengaku berasal dari Bandung ini mengatakan, kerajinan anyaman bilik bambu tetap bisa bertahan ini karena masih diminati konsumen dan upaya mempertahankan agar tetap diminati anyaman bilik bambu saat ini dibuat dengan motif sebagai daya tarik.
“Untuk menarik konsumen kita membuat dua jenis bilik, yakni bilik polos dan bilik motif,” Kata Dadan kepada Tangerang Ekspres, Senin 30 Oktober 2023.
Dadan menuturkan, dalam sehari anyaman bilik dapat diproduksi sekitar lima sampai tujuh bilik yang berukuran 4×4 meter untuk bilik jenis polos. Sedangkan bilik motif dibuat sesuai pesanan saja. Karena bilik motif biasanya diperuntukan untuk Gazebo atau rumah makan dan rumah panggung modern.
“Untuk bilik putih dijual dengan harga Rp 75 ribu dengan ukuran 4×4 meter. Sedangkan untuk bilik motif kita jual permeter dengan harga Rp 60 ribu permeter,” ujarnya.
Dikatakan, yang menjadi hambatan selain permodalan dalam usaha anyaman bilik ini, adalah bahan baku yang sudah sulit didapat. Karena bambu untuk bilik tidak sembarang bambu melainkan bambu-bambu tertentu. Untuk bilik polos bambunya harus jenis bambu Mayan dan untuk bilik motif harus bambu hitam.
“Sebetulnya bisa saja dari jenis bambu apapun, tapi hasil atau kwalitas biliknya akan berbeda dengan dua jenis bambu tersebut,” katanya.
Rista menambahkan, dia mempertahankan usaha kerajinan anyaman bambu ini, karena dia percaya sebagian masyarakat masih membutuhkan dan menyukai anyaman yang terbuat dari bambu ini.
“Penjualan bilik polos dipasarkan disekitaran kota Rangkasbitung saja, tapi untuk bilik motif kebanyakan yang pesan dari luar kota seperti Jakarta, Tangerang sampai depok, dan mereka mengambil sendiri barangnya alias tidak diantar, keuntungan yang didapat tidak besar tapi alhamdulillah cukup untuk makan sehari-hari,” paparnya.(*)
Reporter : Ahmad Fadilah