CIPUTAT, TANGERANGEKSPRES.CO.ID — Sejak beberapa hari lalu wilayah Kota Tangsel sudah diguyur hujan. Meskipun intensitas hujan belum besar atau lebat namun, sudah sering terjadi disejumlah wilayah di kota pemekaran Kabupaten Tangerang tersebut.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mempredikasi sejumlah lokadi di Kota Tangsel yang hampir setiap hari diguyur hujan tersebut bersifat hujan lokal.
Kepala BMKG Wilayah II Ciputat Hartanto mengatakan, hujan yang terjadi dalam beberapa waktu lalu masih bersifat hujan lokal saja. “Kita memprakirakan hujan merata baru terjadi pada akhir November mendatang. Akhir November sudah masuk musim penghujan,” ujarnya kepada TANGERANGEKSPRES.CO.ID, Senin, 13 November 2023.
Hartanto menambahkan, contoh hujan lokal terjadi di Kecamatan Ciputat. Meskipun Ciputat turun hujan namun, di Pamulang belum tentu turun hujan. “Sifatnya masih lokal dan diprakirakan puncak musim hujan itu terjadi mulai Februari tahun depan,” tambahnya.
Hartanto mengimbau pemerintah daerah (Pemda), institusi terkait dan masyarakat untuk lebih siap dan antisipatif. “Kesiapan dan antisipatif penting terhadap kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologis selama musim hujan, terutama di wilayah yang mengalami sifat musim hujan atas normal,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Tangsel Sutang Supriyanto mengaku, meskipun hujan sudah turun dibeberapa wilayahnya namun, krisis air bersih masih terjadi sejumlah titik.
“Ini karena air hujan belum meresap ke dalam tanah, jadi masayarakat yang kemarin kekurangan air bersih masih mengalami hal yang sama,” ujarnya.
Sutang menambahkan, lokasi yang masih kekurangan air bersih seperti di Kampung Keranggan RT 8/3 Setu, ada 70 kepala keluarga (KK) mengalami krisis air bersih. Lalu di Kampung Sengkol RT 6/2, Kelurahan Muncul, Setu, ada 30 KK yang terdampak.
Kemudian krisis air bersih juga terjadi di Kampung Koceak Bogo RT 2/1 Keranggan Setu, ada 40 KK terdampak. Lalu di Kampung Kademangan Cirompang RT 6/3, Kademangan, Setu, ada 40 KK terdampak krisis air bersih dan lokasi lainnya.
“Sebagian besar krisis air bersih terjadi di Kecamatan Setu,” tutupnya. (*)
Reporter : Tri Budi