PAMULANG, TANGERANGEKSPRES.CO.ID – RSU Kota Tangsel menyiapkan dokter kejiwaa untuk Calon Legislatif (Caleg) yang kalah pada Pemilu mendatang. Diketahui, pada 14 Febuari 2024 akan digelar Pemilu Legislatif.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Tangsel telah menetapkan Daftar Calon Tetap (DCT) anggot DPRD Kota Tangsel dalam Pemilu 2024. Total ada 644 orang masuk DCT dan berhak mengikuti Pemilu tahun depan memperebutkan 50 kursi di DPR Kota Tangsel.
Kepala Bidang Pelayanan Medis pada RSU Tangsel Taufik mengatakan, pihaknya menyiapkan tiga dokter kejiwaan untuk mengantisapi bila dibutuhkan pasca Pileg. “Ini untuk mengakomodir Caleg Pemilu 2024 yang gagal di Kota Tangsel,” ujarnya kepada TANGERANGEKSPRES.CO.ID, Minggu, 19 November 2023.
Taufik menambahkan, dokter spesialis kejiwaan tersebut akan di siagakan di RSU Kota Tangsel. Tiga orang dokter dirasa sudah cukup sebagai langkah antisipasi bila nantinya dibutuhkan.
Namun, RSU Kota Tangsel tidak memiliki persiapan khusus seperti pada Pemilu tahun-tahuna sebelumnya. “Kita tidak menyiapkan secara khusus, hanya menyiagakan tiga orang dokter spesialis kejiwaan yang kita kiliki dan mereka tetap bertugas seperti biasa,” tambahnya.
Menurutnya, pengalaman tahun-tahun sebelumny pihaknya tidak melayani atau menerima pasien dengan gangguan jiwa setelah Pileg. Bagi Caleg maupun masyarakat yang ingin konsultasi kejiwaan dapat datang langsung datamg ke lantai 4 gedung 2 RSU Kota Tangsel.
“Di poli ini masyarakat atau Caleg bisa konsultasi masalah kejiwaan. Harinya Senin sampai Jumat dari pukul 08.00 WIB sampai selesai,” jelasnya.
Namun, bila ingin konsultasi ke Poli Kejiwaan harus membuat rujukan dari fasilitas kesehatan (faskes) tingkat 1 terlebih dalu. Faskes tersebut seperti puskemas maupun klinik dengan jaminan BPJS.
“Kalau pakai jaminan umum warga dapat langsung ke RSU Tangsel,” terangnya.
Bila nantinya ada masyarakat atau caleg yang konsultasi dan mengalami gangguan jiwa, maka pihaknya akan dirujuk ke rumah sakit rujukan kejiwaan. Hal itu lantaran pihaknya tidak memiliki IGD maupun kamar khusus perawatan kejiwaan.
“Jadi kita hanya melakukan konsultasi. Kalau ternyata mengalami gangguan jiwa maka kita rujuk,” tuturnya. (*)
Reporter : Tri Budi