
SETU, TANGERANGEKSPRES.CO.ID – Tinggal di lingkungan bersih, hijau nan asri menjadi dambaan kebanyakan orang. Terlebih, kondisi hijau dan asri itu juga memberi manfaat lebih bagi kebutuhan harian. Seperti, tanaman hijau yang bisa dikonsumsi atau bisa mencukupi kebutuhan pangan di dapur.
Itulah gambaran yang terjadi di RT 03/ RW 08 Kelurahan Bakti Jaya, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan. Sejak beberapa tahun lalu, seluruh warga di kampung ini sepakat menjadikan lingkungan RT nya menjadi bersih, asri dan hijau.
“Alhamdulillah, di sini memang mayoritas warga sepakat untuk menjadikan lingkungan kita bersih dan sejuk,” kata Midih Ardiansyah, Ketua RT 03/ RW 08, Kelurahan Bakti Jaya, kecamatan Setu, saat ditemui Tangerang Ekspres, Selasa, 14 November 2023.
Dari keinginan bersama untuk menjadikan lingkungan bersih, hijau dan sejuk itu, lanjut Midih, maka semua warga sepakat untuk menggalakkan kerja bakti. Kegiatan gotong royong itu pun, mereka lakukan setiap bulan.
“Kadang dua minggu sekali, tergantung kondisi. Tapi, paling tidakl setiap bulan kita bersih-bersih lingkungan. Utamanya, membersihkan rumah kosong,” katanya.
Kebetulan, kata dia, di kawasan yang ia pimpin ada satu rumah tak berpenghuni. Kondisinya, memang rusak meski tidak parah. Untuk menjaga kondisi lingkungan tetap bersih dan indah, maka para warga sepakat untuk membersihkan halaman rumah itu setiap kali kerja bakti.
“Paling nyapu, bersihin ranting dan daun yang jatuh di halaman rumah kosong,” imbuhnya.
Pria berusia 53 tahun ini melanjutkan, setelah terbiasa kerja bakti, ia pun berinisiatif untuk memenuhi halaman rumahnya dengan tanaman hias. Seperti lidah mertua, kembang sepatu dan sejenisnya.
Namun, pada akhirnya, tanaman itu hanya enak dipandang mata. Sementara, untuk yang lainnya dirasa tidak ada. “Maka saya ganti tanaman itu dengan tanaman yang lebih bermanfaat,” kata dia.
Setelah itu, ia pun mulai menanam sayur-sayuran, seperti kembang kol, cabai, tomat, hingga tanaman merambat seperti kacang panjang dan pare.
Setelah ia awali, rupanya para tetangga dekat rumahnya pun mengikuti. Banyak di antara tetangga yang juga menanam sayuran dan obat seperti lidah buaya, saga, dan sejenisnya.
“Karena banyak warga yang ikut menanam sayuran, akhirnya, sepanjang gang kami tanami sayuran,” imbuh Midih.
Saat ditanya alasan menanam sayuran di gang yang mereka tinggali, Midih menjawab bahwa semua itu karena untuk memenuhi kebutuhan keluarga khususnya pemenuhan kebutuhan sayuran di dapur.
“Awalnya sih pas Covid -19 itu, kita berpikir lebih baik menanam sayuran yang bisa berguna. Minimal untuk masak sendiri,” ungkapnya.
Namun, kata dia, saat ini kondisi tanaman sayuran seperti daun kol memang sedang tidak berbunga. Karena kondisi cuaca kemarau panjang membuat tanaman itu tidak tumbuh bunga atau kembang kol.
“Media tanamnya sekarang kita pakai pot. Kalau awal dulu di tanah langsung. Cuma, waktu itu ternyata di tanah hanis dimakan tikus.” jelas pria berdarah Betawi Tangsel ini.
Untuk diketahui, lingkungan RT 03/RW 8 Bakti Jaya merupakan salah satu lingkungan yang menjadi nominasi dalam lomba Green and Clean yang digelar DLH Kota Tangsel dengan Radar Banten. Penjurian lomba tersebut, akan digelar November ini.
Terkait lomba Green and Clean tersebut, Midih memastikan bahwa pihaknya siap menyukseskan lingkungannya dengan menjaga kegiatan kerja bakti dan tanaman itu tetap hijau.
“Kalau persiapan khusus tidak ada. Kita hanya akan memastikan program kerja bakti terus berjalan, dan tanaman sayuran juga tetap hijau,” pungkasnya. (*)
Reporter: E. Sahroni