SERANG,TANGERANGEKSPRES.CO.ID – Stunting merupakan kondisi yang ditandai dengan kurangnya tinggi badan anak apabila dibandingkan dengan anak seusianya. Sederhananya, stunting merupakan sebutan bagi gangguan pertumbuhan pada anak, yang disebabkan kurangnya asupan nutrisi selama masa pertumbuhan anak.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang, terus berupaya melakukan pencegahan stunting dengan berbagai cara seperti, memberikan bantuan pemberian makanan tambahan bagi keluarga atau anak yang diduga akan stunting melalui dapur sehat atasi stunting atau dapur gizi.
“Kita turun langsung ke masyarakat, memberikan gizi terbaik untuk mencegah terjadinya stunting. Kegiatan ini, kita lakukan di desa yang menjadi lokasi khusus stunting 2023,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Serang Agus Sukmayadi, Selasa (10/9).
Selain itu, kata Agus, pihaknya juga melakukan pendampingan kepada keluarga atau anak terduga stunting yang dilakukan oleh Kader Penanganan Stunting.
“Tujuannya, supaya keluarga yang punya potensi stunting bisa mengakses gizi seimbang atau cukup pada saat dilakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan,” ujarnya.
Agus mengatakan, stunting ini ukuran yang tidak sesuai dengan normal maka dilakukan intervensi melalui pemberian makanan tambahan. Kemudian, penanganan sensitif atau spesifik serta diukur kembali setelah tiga dan enam bulan.
“Setelah pengukuran itu, ternyata hasilnya signifikan, karena kita ada pengukuran sebelum dilakukan intervensi dan sesudah intervensi ternyata dampaknya sangat signifikan untuk menurunkan angka stunting,” ucapnya.
Agar tidak kembali stunting, kata Agus, dilakukan pemberdayaan masyarakat dengan cara pemberian Bantuan Sosial (Bansos), penyediaan air bersih, dan pembangunan Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu).
“Sehingga, diharapkan keluarga itu mampu secara mandiri untuk dapat mengakses gizi berimbang,” tuturnya.
Dikatakan Agus, penurunan stunting di Kabupaten Serang berdasarkan hasil survei status gizi anak 2022 di angka 26,2 persen. Tapi, kalau berdasarkan E PPGBM angka stunting turun di bawah angka 20 persen.
“Tapi, sekarang ini sedang dilakukan survei kesehatan Indonesia yang dilakukan oleh Kemenkes RI. Mudah-mudahan, November ini sudah di rilis dan angkanya sudah dapat diperoleh,” tuturnya.
Reporter : Agung Gumelar
Editor : Andy