KETATNYA persaingan di Grup Barat kompetisi Liga 2 membuat ketar-ketir suporter Persita. Di lima laga tersisa, Persita wajib menang agar bisa melonjak jauh menyalip lawan-lawannya.
Sebaliknya, kekalahan dan hasil imbang bisa membuat peringkat tim turun drastis. Ironisnya, dua jatah laga kandang, kemungkinan hanya satu pertandingan bisa dimainkan di stadion utama Sport Center Dasana Indah (SCDI), Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang. Satu laga kandang lagi, Persita harus menjamu lawannya di Karawang, Jawa Barat. Karena SCDI akan dipakai untuk pelaksanaan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Banten.
Sempat berada di posisi 2 klasemen, kini Persita melorot ke posisi 5. Ini karena, PSPS dan Persis Solo menang atas lawan-lawannya. Posisi ini bisa kembali turun jika Persiraja mampu menang atas Semen Padang pada laga yang dimulai pukul 20.30 WIB.
Kondisi ini membuat suporter menaruh harapan Persita bisa mencuri tiga poin di dua laga away ke Jawa Tengah, kontra Persik Kendal dan Persibat Batang. Sehingga posisi Persita tak terlalu jauh turun drastis bawah.
“Ya, ketat sangat ketat persaingannya. Dua tim yang kami hadapi sama-sama punya kepentingan. Persik sedang berusaha tak terdegradasi, sementara Persibat punya kans ke babak 8 Besar,” kata Wiganda Saputra Pelatih Persita. “Kami berusaha mencuri poin sekuat tenaga di sana. Saya yakin kalau tak ada non teknis (keberpihakan wasit dan teror pendukung tuan rumah, red) seperti di Aceh tim ini bisa mencuri poin,” imbuhnya.
Lebih jauh kata Gandul, sapaan akrab Wiganda Saputra, menegaskan target curi poin yang dicanangkan adalah meraih minimal dua poin atau maksimalnya tiga poin dari laga away. Ini agar posisi tim Ungu bisa tetap dalam persaingan menghadapi pekan ke-21 kontra Perserang. Melihat kondisi ini suporter Persita berharap Pemerintah Kabupaten Tangerang terutama Bupati Tangerang A. Zaki Iskandar kembali memberi izin penggunaan Stadion Utama Sport Center Dasana Indah, Kelapa Dua, buat Persita menjamu Perserang, 14 Oktober nanti.
“Kita butuh poin untuk mendongkrak peringkat tim, makannya kami mohon Pemda dan pak Bupati mengizinkan bermain di stadion baru lagi. Saya yakin main di stadion sendiri di depan pendukung sendiri menambah semangat pemain dalam bermain, dan membuat lawan takut sehingga poin penuh bisa terwujud,” kata Muhamad Ahyani suporter asal Ultras Selatan atau yang dikenal dengan Curva Sud .
Keinginan untuk tampil di Stadion Utama Sport Center Dasana Indah, Bojong Nangka, Kelapa Dua juga didasari pada kondisi terkini keamanan terkait konflik antara suporter Persib Bandung dan Persija Jakarta. Sebagai salah satu kelompok suporter yang dikenal memiliki keakraban dengan Persib, sangat mungkin ada pengadangan dari oknum suporter Persija kepada suporter Persita yang akan ke Stadion Singaperbangsa, Karawang.
“Ada beberapa titik yang menjadi kekhawatiran kami terjadi pengadangan, makanya kami berharap Persita diizinkan main di stadion baru lagi agar keamanan lebih terjamin,” ucap pria yang akrab disapa Deden itu.
Keinginan main di kandang sendiri di Bojong Nangka juga diungkap Andre Herdiansyah salah satu Komandan Laskar Benteng Viola 2001 yang menyatakan ada kenyamanan buat suporter jika main di Tangerang. “Kami sudah menjalin koordinasi dan komunikasi yang baik dengan aparat keamanan dalam hal ini polisi mulai dari polsek hingga polres saat pertandingan Persita, kami ingin menjaga keamanan dan suasana kondusif bersama-sama agar Persita main di Tangerang,” ucap Jabrix, sapaan Andre Herdiansyah.
“Pengalaman pahit sebagai tim musafir membuat kami menjadi dewasa dan kami sudah berubah. Kami ingin menjadi suporter kreatif yang tujuan utamanya mendukung Persita main di Tangerang sepenuhnya,” imbuhnya.
Ini dikuatkan juga dengan nota kesepakatan dengan manajemen Persita untuk menjaga kondisi stadion baru dengan tidak melakukan pengerusakan dan aksi vandalisme (corat-coret bangunan). “Kami mohon pada pak Zaki (Iskandar, Bupati Tangerang dan Pembina Persita) serta pak Sekda (Moch. Maesyal Rasyid, red) untuk kembali mengizinkan Persita main di pertandingan terakhir penyisihan Grup Barat di Tangerang,” pinta Jabrix. (apw)