Beranda TANGERANG HUB PSI Apresiasi DLH Keruk TPS Liar

PSI Apresiasi DLH Keruk TPS Liar

0
BERBAGI
TEMUI KONSTITUEN: Ketua Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD Kota Tangsel Ferdiansyah (dua kanan) foto bersama konstituennya di kawasan Pondok Cabe, kemarin. FOTO: Tri Budi/Tangerang Ekspres

PAMULANG-Ketua Fraksi PSI DPRD Kota Tangsel Ferdiansyah, mengapresiasi kinerja Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangsel. Khususnya terkait merespons aduan masyarakat terkait keberadaan tempat pembuangan sampah sementara liar di kawasan Pondok Cabe.

Hal ini dikatakan Ferdi seusai bertemu warga di Pondok Cabe Ilir, Pamulang seberapa waktu lalu. Warga sekitar mengeluhkan tempat pembuangan sampah sementara yang liar di sekitar tempat tinggalnya. Sampah ditumpuk dan dibakar hingga 4 kali per hari.

“Usai kami berkunjung ke rumah warga pekan lalu, saya langsung berkoordinasi dengan kelurahan dan dinas terkait untuk ditangani segera. Pemkot harus sering turun ke masyarakat melihat fakta di lapangan,” ujarnya kepada Tangerang Ekspres, Minggu (2/2).

Ferdi menambahkan, usai berkoordinasi, Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangsel datang dan mengangkut sampah yang menumpuk. Dalam satu ruas jalan yang dikunjungi, bisa dilihat langsung 4-5 tempat pembuangan sampah liar. Sampah tersebut sebagian menutup saluran air dan menimbulkan bau tidak sedap.

“Pemkot harus serius menangani sampah di kawasan yang padat penduduk terutama perkampungan. Kalau tidak ditangani maka akan ada dampak lain yang akan muncul,” tanbahnya.

Sementara itu, warga Pondok Cabe Udik, Pamulang Donny Virgorito, mengapresiasi apa yang dilakukan Ferdi terkait penanganan tempat penampungan sampah liar di lingkungannya. Menurutnya, sudah bertahun-tahun sampah itu meresahkan warga sekitar.

“Asap, bau dan lingkungan sekitar jadi kotor. Belum juga mengakibatkan penyakit yang bisa saja menyerang warga,” ujarnya.

Di temat terpisah, bakal calon Walikota Tangsel Kokok Herdhianto Dirgantoro mengatakan, permasalahan sampah di Kota Tangsel merupakan salah satu permasalahan serius perkotaan. “TPA Cipeucang kapasitasnya sudah terbatas dan perlu ada upaya serius menangani tumpukan sampah lama dan masuknya sampah baru,” ujarnya.

Kokok menambahkan, dengan potensi produksi sampah Kota Tangsel per hari mendekati 1.000 ton, tentunya butuh penanganan strategis untuk jangka pendek dan menengah. Ia juga mempertanyakan sejauh mana PLTSa yang akan dibangun sebagai salah satu solusi penyelesaian sampah.

“Saya berharap PLTSa ini segera ada kejelasan, sampai di mana tahapannya. Apa permasalahannya sampai saat ini? Investasi? Harga listrik per kwh? Atau tipping fee? Semakin transparan semakin baik karena yang mengawasi semakin banyak,” harapnya.

Saat ini, sampah di TPA Cipeucang menimbulkan bau yang mengganggu di beberapa kelurahan sekitar Setu dan Serpong. Kokok menyarankan agar ada upaya penyelesaian sampah di perkampungan berbasis komunitas.

Banyak hal yang bisa dilakukan dengan mengajak masyarakat memilah sampah, menggunakan black soldier fly, dekomposter. “Bahkan pemkot bisa bekerjasama dengan kampus di Kota Tangsel untuk mengaplikasikan keilmuan terkait penyelesaian sampah di wilayah padat penduduk,” tutupnya. (bud)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here